Kau entah kemana.. Malam kian berakhir.. Aku membatu d hujung katil…. Sedang anak kaku terbujur dingin Bermimpi d ulit ibuuuu….
Aku jadi gila… Bila engkau tiada.. Kata bernikah klu tak cinta… Lapan tahun bagai semalam bersanding.. Tersasar haluan kita…. Ini kah dia krisis d pertegahan hidup.. Menuntut pegertian merdeka..
Percintaan dlu bagai satu kepuraan.. Ke hulur ke hilir entah kemana…. Aku andai kan… Kira ya kau kembali pagi ni.. Akan ku singkap setiap helai.. Perjanjian yg terenterai…(ulang)
Caj caj caj caj caj caj Suka hati kau tak berbudi kau tak mengerti Kau tak perduli ku kau anggap kutu kari
Das das das das das das Hentam saja kau tak berjiwa kau tak merasa kau tak periksa Siapa yang mengalas kerusimu di bawah Di bantal empuk mu kau terlupa janji mu
Dam dam dam dam dam dam Kami jeran kau tak kasihan kau tak sayangkan Kau tak ringankan kami sekalian yang bergelar sang Marhain Di rumah tumpangan kau terlupa diri mu siapa
Kau sedarlah Kalau bukan kami yang tumpang yang bersusah payah Berkompang hingga menang hingga dijulang...
Terikat dua tangan bagai nasib tawanan Terkunci mata mulut peluh tumpah dibadan Kau paksa ku tunduk berlutut sebelum kau menghukum Kau mungkin tak percaya aku ada pendinding Seribu satu doa hulubalang yang kadim
Jangan... jangan teruskannya selagi hatimu tak cukup zalim Jangan... jangan kotakannya selagi hukuman tidak setanding
Dengan serapah semangat tujuh milikku Akan ku tukarkan dunia menjadi syurga si gelendangan Tiada tangisan angkara dusta tiada diri berbeza Diam saja bersyukurlah
Padamkan lampu tidur tutup mata fikirkan Di dalam gelap engkau masih mampu melihat benar Padamkan lampu tidur nyalakan lampu hati Hitam dan putih tetap indah bila kau kenal Oh warnanya...
Dimanakah padang yang hijau Dan berhentilah kau di sana Cari-cari tanya mereka Adakah kita kan bersama Dari manakah asal-usul Tanya pada diri sendiri Apabila kau mengerti……hiduplah Asal usul sendiri Tak perlu takut lagi Hadapi dengan tabah Nur sakti dalam doa Dalam dada berdebar rasa Sukarnya melangkahkan kaki Melihat di dunia nyata Di mana asal usul kita
Terpancar sejalur cahaya Di kelopak nya seroja Bak gemilang samarenda Memukau mata hati ini seketika
Lamunanku tersentak Lalu ku mendongak Gemuruh rasa Terpaku sukma Terkena lontaran senyuman misteri Siapa gerangan sang puteri
Mengalung cinta dileherku Dan terus berlari Aku cuba menangkap bayang bayangnya Di antara kembang seroja tasik cinta Tapi malangnya jatuh ke lembah Berduri dan sepi
Sebuah panggung yang bernama minda Yang mengganbarkan pelbagai cerita Banyak cerita cinta penuh adegan duka Putus kasih rindu dendam segala Tapi semua khayalan Hanya sekadar menghiburkan
Kita terlupa pada yang benar Ataupun takut tersalah tafsiran
Panggung khayalan ini Menjadi gedung sepi Kenyataannya sembunyi di hati Lantas bertambah lah mimpi Tiada siapa peduli Dalam panggung cinta Penonton menangis ku ketawa Mereka gembira aku yang berduka
Penulis/Pencipta: Klaus Meine, Bartje Van Houten & Titiek Van Houten / S. Amin Shahab
Yeahhh...6x Saban hari ku kejar pagi diriku di metropolitan ini disinilah ku mengharapan sinarkan lah harapanmu
Tiap malam berwarna-warni aku lena menangkap sepi hidup disini mengutip diri harapan sinarkan lah cahayamu Dari lumpur padi ke kota cheras mencakar di revolusi
Kulagukan usia merintihkan sayu metropolitan apakah ini haluan ku harapan sinarkanlah...cahaya harapan... dimana ribut meropolitan apakah ini haluanmu.. harapan sinarkanlah cahaya...
Fajar menyingsing Bulan masih mengambang Dan kita pun berhenti Di pinggir jalan Di sinilah keluhan yang membuka mata ku Dan layu sekuntum mawar Yang hendak ku berikan pada mu
Mengapa kau membuat ku serba salah Melayani perasaan Menolak kebenaran Setelah aku dilanda gelora Mabuk asmara Sedangkan engkau tahu Kelemahan ku mudah jatuh cinta
Mengapa begini kau akhiri Dengan menyingkap tabir rahsia Percintaan kamu berdua Terjaga mentari Melenyapkan bulan Dan mimpi semalam meluncur Kesunyian sepanjang malam Ku hilang dalam terang
Melenyapkan bulan Dan mimpi semalam meluncur Kesunyian sepanjang malam Ku hilang dalam terang
Gementarlah kepalsuan cintamu terlihatlah siapa engkau sebenarnya Kian lamaku sanjung dan kupuji ternyanya kau seumpama bidadari
Dan ternyatalah kasih selama palsu dengan kecantikan terjeratlah aku ku sangka impian
chorus: Musnahkanlah dan tergadai harta kesianlah harapan yang ku impikan dan ternyatalah serigala bertopeng manusia Kau hadir dalam bertopeng cinta memamah segala
Kini madu menjadi hempedu kini rindu menjadi sembilu kau siat dan kau mamah cinta hanya tinggal jiwa yang merana
Kasih Nirmala Kasih yang tak ternoda Cinta yang terlindung Daripada cacat cela Aku menumpang Di bawah payung sutera
Kasih Nirmal Terbukti suci dan sempurna Jelas kelihatan Pada tiap perbuatan Tak mungkin tercapai Oleh khayalan insan
Satu saat terkenang rindu Hilang sekurun resah dan pilu Memancar cahaya sinar purnama
Kasih Nirmala sampai kemuncaknya Engkau merestui Aku menerimanya Satu yang hakiki Sama yang saksama Kita ternyata satu dan semua
Penulis/Pencipta : SEARCH/S.Amin Shahab
Kasih Nirmala Kasih yang tak ternoda Cinta yang terlindung Daripada cacat cela Aku menumpang Di bawah payung sutera Kasih Nirmal Terbukti suci dan sempurna Jelas kelihatan Pada tiap perbuatan Tak mungkin tercapai Oleh khayalan insan Satu saat terkenang rindu Hilang sekurun resah dan pilu Memancar cahaya sinar purnama Kasih Nirmala sampai kemuncaknya Engkau merestui Aku menerimanya Satu yang hakiki Sama yang saksama Kita ternyata satu dan semua
Si dara bukan menangis kerna krakatua Tapi kerna bawang dihiris, malam pengantin Si uda bukan merintih, kerana petaka Tapi kerana lagu digema , pagi merdeka
Merah warna kuntum, penyeri mata Akan hilang seri dan erti, tanpa cahaya Cinta jadi perdu, hidup sempurna Akan hilang bekas dan makna, tanpa belaian
Siapa harus hulurkan Bunga rampai cinta Ditangan insan yang hilang Kasih sayang sangat diperlu Bagai kehidupan memerlukan Air dan api
Siapa yang tidak terpandang menyintai mu dinda karisma yang kau pamirkan membutakan pandangan pada yang lain..
Tak bisa aku berpaling dari pandang wajahmu keujudanmu amat terasa tak dapat lagi ku hindar karisma asli dan tulus
Chorus: Mengapakah aku pula yang terbeban dari penjara cintamu yang membutakan hanya melihat segalanya indah belaka haruskah aku melepaskan saja diriku nan tenggelam
Dalam senyuman cintaku kudus pada harta Oh dalam mana cinta kudus kan tak punya kesudahan..
Oh dalam buaian cintaku kudus pada harta Oh aku tenggelam lemas dalam rindumu..Ohhh
Segalanya sudah bermula Ku hanyut dalam arus dunia Hanya kerna pengertian Engkau menanti
Terlupa janji-janji indah Bila hidup semakin berubah Mengejar kekayaan Kau kutinggalkan
Maaf sayang, oh sayang Kelam hatiku ini Bila bersama kita sengsara Tanpa harta
Oh sayang, oh sayang Tergoda jiwaku ini Pada tipu perdaya yang menanti Hinggakan luntur wajah kasihmu Di wajahku Menduakanmu kau tersiksa Menahan perit dalam setia
Engkau menghitung segala hari Tanpa benci dan sakit hati Betapa teguh Bergetar bibir memanggilku
Kekayaan akan hilang Biar bertahun dikumpulkan Perjalanan ini amat jauh Untuk mencari cinta
Kekesalan yang kurasa Memaksa aku kembali Memohon belas darimu Andai ada kasihmu
Engkau hukumlah aku menanti Dengan relanya ku tanggung semua Berikan aku Rahsia keteguhan cintamu (2X)
Aku yang menjerit jerit namamu itu
Mengharapkan balasan
Kau memanggil mesra
Nama ku pula
Tapi sayang kau membisu
Yang terdengar hanya tangisan
Hanya tangisan ku sendiri
Yang terdengar hanya rayuan
Hanya rayuan yang masih
Berkumandang di taman ini
Mencecah langit alam
Jatuh kembali dalam diri
Pencipta/Penulis: M. Nasir / Cenderawasih
Hujan di tengah hari ini Bagai memberi tanda Berakhir sebuah cinta
Oh! retak yang telah terbelah Tak perlu di ratapi Usah disesali
Bersalah atau tidak Bukan persoalan bukan sebab Hanya perasaan yang telah terpadam Bukan mudah selami Jiwa yang angkuh Cita cita yang mengelirukan diri Mendustai hati
Walau apa terjadi Roda hidup terus berputar Menjadi teman kita Menggilis kita (jiwa)